Din, ajarin aku nulis konten, dong!
Sejujurnya, sampai detik ini aku bingung gimana cara “mengajari” menulis konten. Dalam pengalamanku, it just…. happened. Tiba-tiba aku nge-blog, tiba-tiba aku nulis, tiba-tiba ada yang menawari pekerjaan untuk menulis.
Meskipun aku yakin juga sih semua itu ada proses perkembangannya (tapi bingung cara turn this practical experience into a theory begitu!!). Namun, ada satu yang jelas aku tahu: nulis konten beda sama jenis tulisan lain, kayak copywriting, essay writing, atau tulisan fiksi.
Cek perbedaaannya di sini: Kerja Jadi Content Writer, Ngapain Aja?
Karena itulah, tools yang dipakai juga sedikit berbeda. Tools berupa situs web ini bisa bantu kamu biar kualitas tulisan makin bagus dan bisa di-notice secara online. Nah, ada apa aja website untuk content writer biar tulisan makin kece? Cus, scroll!
Cari topik dan kata kunci: Google Trends
Kata HubSpot, Google adalah searh engine yang paling populer. Hampir 85% dari mobile traffic ada di sini semua. Biar bisa dapat ranking bagus di Google, kamu harus tahu kata kunci apa yang paling populer di sana dong, ya?
Kabar baiknya, kamu bisa menganalisis keyword mana aja yang punya tingkat pencarian paling tinggi lewat Google Trends. Misal, dalam nulis artikel ini aja, aku search “penulis konten” atau “content writer” biar tahu kata kunci mana yang lebih sering dicari.
Selain menganalisis kata kunci, Google Trends juga menyediakan kueri terkait. Misal, aku membandingkan “crepes” sama “terang bulan”, pada kotak paling bawah, ada list topik yang berkaitan sama 2 kata itu. Ini contohnya:
Bakal berguna banget buat kamu yang lagi cari topik, kan? Eh, ngomong soal topik, kamu bisa cari topik apa aja yang lagi trending. Tinggal klik di tiga garis pojok kiri atas itu dan klik Penelusuran Trending. Voila! Kamu bisa dapat ide tulisan dari topik yang lagi hangat diperbincangkan.
Cari keyword bantu: LSI Tools/Mastah SEO
Sekarang bukan lagi zamannya memasukkan kata kunci sebanyak-banyaknya. Misal kamu nulis “bebek goreng” terus kamu tulis berulang kali dalam artikel, Google bisa nge-banned kamu, lho! Soalnya, dia mendeteksi adanya keyword stuffing (memasukkan keyword utama terlalu banyak secara paksa). Kalau masih pakai cara beginian mah jadul banget.
Makanya, saat ini ada yang namanya LSI (Latent Semantic Indexing) keywords. Jadi, instead of masukin kata kunci utama yang itu-itu mulu, kamu bisa dapat kata kunci bantu yang masih berhubungan sama kata kunci utamanya. Ada dua rekomendasi situs SEO yang aku suka:
- MastahSEO, ini spesialis SEO dengan kata kunci bahasa Indonesia.
- LSIGraph, ini lebih ke bahasa Inggris, tapi dipakai buat bahasa Indonesia juga oke. Bagusnya LSIGraph ini dia bisa kasih situs-situs teratas di Google yang pakai keyword itu. Bisa jadi bahan contekan, nih! Tapi, LSIgraph punya limit berapa kali kamu menelusuri keyword di sana.
Kita pakai contoh yang sama aja, ya: “bebek goreng”.
Jadi, kamu tinggal masukin keywords bantu ini dalam artikel. Selain itu, LSI keywords juga bisa buat ide artikel selanjutnya, kan?!
Mengukur kualitas SEO dalam artikel: YoastSEO/ Cognitive SEO
Situs ini sebenarnya mirip dengan yang sebelumnya, tapi YoastSEO adalah plugin WordPress (setahuku buat yang berbayar, tapi entah). Jadi, sekali kamu masukin artikel waktu mau publish lewat platform menulis WordPress, YoastSEO ini bakal langsung kasih nilai dan rekomendasi mana aja yang perlu diperbaiki.
Baca juga: Aplikasi untuk Menulis Sesuai Minatmu
Yah, berarti harus bayar website dulu, dong? Hm, kalau yang YoastSEO iya. Tapi, ada pilihan lain yaitu Cognitive SEO. Di sini, kamu wajib sign up pakai e-mail dulu. Dia lebih detail daripada YoastSEO sih, tapi menurutku jadi bikin pusing, wkwkw!
Kamu bisa langsung dapat LSI Keywords juga sebenarnya. Tapi, Cognitive SEO juga punya batasan percobaan cek kayak LSIGraph. Aku pernah coba di sini pakai artikel bahasa Inggris. Jadi, enggak tahu deh bisa bahasa Indonesia apa enggak. Aku udah terlalu bersahabat sama YoastSEO, jadi enggak mau berpaling hati untuk sekarang, hehehe.
Cek plagiarism: Duplichecker
Selain keyword stuffing, website atau blog kamu bisa di-banned sama Google gara-gara plagiarism. Layaknya seorang mahasiswa yang baik, sebagai penulis artikel pun kamu wajib menghindari plagiarism, ya!
Aku paling suka Duplichecker. Gampang dan tampilannya bagus. Gratis lagi! Kamu pun bisa “memperbaiki” tulisan yang terdeteksi plagiarism di sana. Tapi, aku enggak nyaranin, soalnya alat untuk memperbaikinya pakai spinner. Hasilnya super duper enggak natural dan jauh dari penulisan yang bagus.
Cek grammar: Grammarly
Sahabat banget buat kamu yang nulis artikel bahasa Inggris. Website untuk content writer ini membantumu kasih koreksi grammar dan padanan kata yang pas. Si doi juga kasih cara buat mengefektifkan kalimat biar enggak terlalu belibet.
Selain itu, Grammarly bisa kasih nilai buat clarity, engagement, dan delivery. Soalnya, model tulisan formal sama yang friendly kan punya target yang beda. Dan, Grammarly bisa “memantau” itu.
“Menilai” tingkat readability: Hemingway
Another tool buat English content writer. Sebenarnya, bisa aja dipakai buat artikel bahasa Indonesia. Tapi, enggak valid soalnya readability yang dia hitung jadinya cuma jumlah kata dalam satu kalimat. Kalau buat nulis bahasa Inggris, beuh I can’t recommend this website enough!
Website untuk content writer ini bikin kamu tahu apakah artikelmu susah atau gampang buat dibaca. Darimana dia tahu? Hemingway kasih kriteria:
- Adverbs, dalam bahasa Inggris enggak perlu banyak-banyak (padahal aku suka adverbs)
- Kalimat pasif, dalam bahasa Inggris, semakin banyak kalimat pasif, semakin susah buat memproses kalimatmu.
Nah, ini beda banget sama bahasa Indonesia yang seringkali fokus sama objeknya (object-focus construction). Misal ada percakapan:
A: “Novel ini kemana?”
B: “Novelnya dibaca Lidin”.
Kalau bahasa Inggris fokus ke subjek.
A: “Where is the novel?”
B: “Lidin is reading the novel”
Makanya, aku enggak suka ngecek readability artikel bahasa Indonesia di situs bahasa Inggris. Enggak natural dan salah semua!!!!!!
- Simpler phrases, itu modelan kayak “require” sama need. Hemingway lebih suka “need” biar gampang.
- Hard and very hard sentence, ini berhubungan sama penggunaan kalimat majemuk. Semakin banyak kalimat majemukmu, semakin banyak kamu dapat label “very hard to read”.
Analisis headline: Headline Analyzer: CoSchedule
Nulis headline juga ada seninya, wkwk! Once again, ini lebih cocok buat artikel bahasa Inggiris. Bisa sih dia menganalisis headline bahasa Indonesia. Modelannya sama kayak Hemingway deh, agak maksa kalau buat bahasa Indonesia.
Di Headline Analyzer: CoSchedule ini, mereka bisa langsung menganalisis apakah headline-mu bagus dari:
- kata-kata yang kamu pakai (apakah powerful, emotional, atau mengandung uncommon words apa enggak)
- jumlah karakter
- jumlah kata
- apakah 3 kata terawal dan terakhir bisa trigger pembaca untuk klik artikel kamu?
Nah, itu dia beberapa website untuk content writer yang suuuuper helpful. Sayang banget sih belum begitu banyak tools yang buat bahasa Indonesia. Atau, aku yang enggak tahu? Komen di bawah ya kalau kamu tahu sesuatu!
Dari penggemar situs-situs di atas,
Comments
2 responses to “Bikin Tulisan Berkualitas, Ini 7 Website untuk Content Writer!”
Wahh thank u banget din udah sharing jadi tau banyak web yg sebenernya mendukung untuk orang yg mau nulis:) tetep semangat berkarya lidin!
Sami-sami! Makasiiih jugaa udah mau baca hehehe 😀